Oleh Tim Gudangfilm
Raditya Dika memang tak ada matinya. Bisa dibilang dialah
salah satu sosok penting dunia kreatif modern di Indonesia. Semua media coba
digelutinya mulai buku, blog, web series,
social media, stand up comedy hingga yang terbaru vlog. Hasil kejeniusan yang diimbangi kerja keras serta fans yang royal membuat apa yang
dilakukan oleh Raditya Dika selalu menjadi sebuah viral dan laris manis dipasarnya. Begitupun ketika Dika terjun
didunia film. Hampir tiap tahun (Dilihat dari beberapa tahun belakangan) selalu
ada wajah Dika mengisi deretan pemeran utama dalam sebuah film yang kebanyakan
adalah yang mengisahkan dirinya sendiri. Dan pada moment Lebaran yang dikenal
sebagai masanya summer movies-nya
Indonesia, Raditya Dika turut meramaikan dengan sebuah film adapatasi novelnya
sendiri yang berjudul Koala Kumal.
Koala Kumal
merupakan adaptasi dari novel best-seller
karya Raditya Dika berjudul sama yang rilis pada Januari 2015 silam. Dan dalam
pengembangannya kedalam format film, Koala
Kumal di produksi (Lagi-lagi) oleh Starvision yang sebelumnya telah
mengaptasi novel milik Dika yaitu Cinta
Brontosaurus (2013), Manusia Setengah
Salmon (2013), dan Marmut Merah Jambu
(2014). Sepertinya Chand Parwez senang dengan kinerja Raditya Dika sehingga
sudah 4 novel miliknya telah diadaptasi oleh Starvision. Dan kesuksesan dari
segi kualitas yang dicapai oleh Marmut Merah
Jambu, dalam project Koala Kumal
Raditya Dika kembali didaulat sebagai sutradara, penulis, serta pemeran utama
dalam film ini.

Seperti dalam novelnya, Koala
Kumal berkisah mengenai Dika (Raditya Dika) dan momen-momen pasca kejadian
patah hati terhebatnya. Dika telah mempersiapkan segalanya untuk pesta
pernikahannya bersama Andrea (Acha Septriasa) mulai dari undangan, video menjelang
pernikahan, tempat tinggal, hingga rencana dekorasi saat resepsi. Namun
beberapa minggu menjelang pernikahannya, Dika harus menerima kenyataan pahit
bahwa Andrea memutuskan hubungan secara sepihak demi bersama pria yang
dicintainya, seoranng dokter muda bernama James (Nino Fernandez). Setahun
berlalu, luka yang diberikan Andrea masih membekas di hati Dika yang tentu saja
mengganggu produktifitasnya sebagai penulis. Ditengah kebuntuannya, muncul
gadis unik namun cantik bernama Trisna (Sheryl Sheinafia). Awalnya pertemuan
Dika dengan Trisna untuk sebuah kegiatan book club unik yang diikuti Trisna.
Namun ketika mengetahui permasalahan Dika, Trisna pun berniat membantu Dika
untuk terbebas dari jeratan mantan dengan merencanakan sebuah aksi balas dendam
terhadap Andrea-James.
Sama seperti kebanyakan film adaptasi novel karya Dika, Koala Kumal masih menyuguhkan kisah
romansa yang dibalut dengan komedi sehari-hari yang dekat dengan penonton walau
beberapa sedikit absurd. Koala Kumal
seperti sebuah gabungan sketsa adegan demi adegan Dika bertahan dari patah hati
dari Andrea serta hari-hari aneh bersama Trisna. Sehingga Koala Kumal merupakan kompilasi kisah-kisah cinta serta komedi Dika
yang ditarik benang merah romansa lengkap dengan asmara dan patah hati yang
dialami Dika. Melalui Koala Kumal,
penonton diajak bersimpati sekaligus menertawai kisah tragis melibatkan cinta
yang dialami Dika.

Ada kesamaan dalam Koala
Kumal dengan film-film Dika sebelumnya, Ketika cinta pergi, ada cinta yang
datang. Seperti tagline dalam film ini, “Sebuah komedi patah hati”, penonton
dibuat menertawai keteraniayaan Dika soal asmara yang tak lain adalah Andrea
biang keladinya. Sebagai sosok “villain”
dalam film ini, Acha sukses membawa penonton kedalam zona abu-abu. Sebelah hati
membenci apa yang dia perbuat kepada Dika, sebelah lagi masih terjebak dalam
pesonanya. Perasaan yang sama ketika “merasakan” sosok Summer di (500) Days of Summer. Ya, Acha memang
terlalu cantik dan terlalu sulit dibenci untuk seorang Villain yang memang film
ini tak memiliki villain, apa yang
terjadi pada Dika-Andrea lebih kepada dinamika kedalam hubungan. Acha tampil
baik, namun yang menjadi bintang paling bersinar adalah sosok Trisna yang
diperankan oleh Sheryl. Sebagai debutnya menjadi pemeran utama, tentu tak
disia-siakan oleh Sheryl untuk tebar pesona dan memikat orang
sebanyak-banyaknya. Dan misi itupun berjalan lancar dan sukses. Sheryl mampu
menerapkan komedi khas Dika yang punya pace cepat diimbangi dengan mimik muka
yang aneh. Trisna berhasil menjadi karakter yang unik lengkap dengan gesture dan tata cara komunikasinya.
Debut Sheryl dalam film ini membuat saya punya pandangan postitif terhadap
kualitas akting Sheryl di project
film selanjutnya, terutama Gita Cinta di
SMA.
Lantas bagaimana dengan performa Dika? Dika tetap menjadi
Dika-Dika yang kita jumpai disetiap film-filmnya. Masih aneh dengan muka yang
kaku kaku canggung itu. Namun mengambil tugas banyak dalam produksi ini membuat
Dika tampil sesekali terlihat lelah sebagai pemain. Sehingga beberapa momen
yang lucu-pun meleset begitu saja. Tetapi pada saat menulis skenario dan
menyutradarai filmnya, terlihat jelas ada peningkatan dari karya Dika
sebelemunya. Dika lebih banyak eksplorasi terhadap pengambilan gambar, teknik
penceritaan, serta memberikan beberapa penyegaran dalam konten komedinya. Sehingga
pada hasil akhir Koala Kumal,
terlihat Dika mampu menjaga dinamika serta ritme dari film agar penonton tidak
merasa jenuh dalam menonton. Walau perlu diakui masih ada beberapa penyaluran
cerita serta komedi yang miss sehingga kurang ngena dipenonton.

Selain kuartet Dika-Acha-Sheryl-Nino yang mengisi mayoritas
penceritaan Koala Kumal, Dika juga
mengajak beberapa artis, comic, hingga Youtubers untuk ambil peran dalam film
ini. Artis senior Cut Mini dan Dede Yusuf sukses berperan sebagai kedua orang
tua Dika. Selain mereka berdua ada juga beberapa nama seperti Adipati Dolken,
Lydia Kandao, Dwi Sasono, Anggika Bolsterli, Fero Walandouw, Kevin Julio, dan
Jessica Mila. Dari ranah stand-up comedy yang tentu saja bertugas untuk
menaikan kadar lucu film ini terdapat Ernest Prakasa, Fico Fachriza, Yudha
Keling, dan Muhadkly Acho. Selain bintan film/sinetron dan para comic, Dika
juga mengajak beberapa artis dunia maya yang aktif di ranah Youtube diantaranya
Tommy Limm, Kevin Anggara, Paopao LDP, dan Duo Harbatah. Dengan sekian banyak
cameo dalam film Koala Kumal semakin
banyak variasi penyampaian komedi serta pendukung cerita dalam film ini. Meskipun
tampil tak banyak, beberapa dari mereka sukses mengundang tawa dan diingat oleh
penonton.
Koala Kumal memang
jelas seperti tipikal film-film Dika sebelumnya, namun diekskusi jauh lebih
baik dan lebih segar. Penceritaannya mengenai patah hati pun sesekali sukses
membuat penonton baper. Komedi jangan ditanya lagi, film ini sukses mengantar
penonton tertawa berjamaah dengan komedi khas Raditya Dika. Walau masih
terdapat beberapa bagian yang miss serta terjadi penurunan tempo dipertengahan,
Koala Kumal masih menjadi tontonan
ringan yang enak untuk di tonton. Melalui Koala
Kumal terbukti konsistensi Raditya Dika terjun didunia perfilman Indonesia.
Labels: Film, FILM INDONESIA, Gudang Film, Review