Oleh : Fachri
Salah satu production
house ternama Indonesia ; MVP Pictures , merilis film keduanya ditahun 2016
setelah februari lalu mengisi deretan film menyambut valentine
dengan film Aach.. Aku Jatuh Cinta.
Kali ini MVP Pictures merilis film Rom-Com
dengan menggandeng Kemal Palevi, salah satu comic
(Sebutan bagi penggiat stand up comedy)
yang sedang naik daun saat ini. Selain diposisikan sebagai pemeran utama, Kemal
juga dipercaya untuk menggarap penulisan skenario serta duduk dikursi sutradara
dengan dipasangkan oleh Fajar Bustomi yang sebelumnya berkolaborasi dalam film
Tak Kemal Maka Tak Sayang.

Dikisahkan tentang dua orang bayi laki laki
yang dilahirkan di rumah sakit yang sama di Jepang, karena sebuah kejadian dua
bayi tersebut tertukar. Bayi keturunan Arab dibesarkan oleh keluarga Jepang
beserta budayanya dan diberi nama Takeshi (Kemal), sebaliknya bayi keturunan Jepang
dibesarkan oleh keluarga Arab dan diberi nama Abdullah (Dion
Wiyoko). Kedua putra yang tertukar ini tumbuh dewasa dan berkuliah di
kampus yang sama dan menjadi musuh bebuyutan. Hingga hadir Indah (Nasya
Marcella) yang membuat perseteruan antara Abdullah dan Takeshi semakin meruncing. Indah di ajak kerumah mereka masing-masing dan diperkenalkan dengan
orang tua mereka. Indah menyadari akan keanehan antara mereka berdua dengan kedua orang tua mereka masing-masing.
Hingga akhirnya Indah mengajak Abdullah dan Takeshi ke Jepang untuk menyelidiki
asal usul mereka.
Bisa dikatakan saat ini merupakan masa dimana
para comic memiliki panggung istimewa
di industri hiburan tanah air. Pasca kesuksesan Comic 8 pada tahun 2014,
para comic laris manis menghiasi TV
dan film nasional. Tak hanya ambil bagian sebagai cast, beberapa comic mengambil
lompatan tinggi dengan ikut serta dilini produksi yang lain, salah satunya
mengambil alih posisis nakhoda produksi sebagai sutradara. Contohnya, salah
satu pionir melejitnya stand up comedy
di Indonesia, Raditya Dika, melakukan debut penyutradaraan pada 2014 lalu
melalui Malam Minggu Miko The Movie
yang merupakan adaptasi layar lebar dari web series ciptaanya yang berjudul
sama. Contoh lain adalah Ernest Prakasa, teman dekat Kemal Palevi yang juga
jebolan ajang pencarian comic disalah
satu TV Swasta (Walau beda angkatan) melakukan debut penyutradaraan pada
Desember 2015 melalui Ngenest. Kemal
sendiri telah melakukan debut penyutradaraan pada 2015 melalui film Youtubers bersama Jovial Da Lopez.

Duduk sebagai sutradara sekaligus penulis
skenario, Kemal belajar banyak atas pengalaman pertamanya di Youtubers. Pada Abdullah v Takeshi, Kemal sadar bahwa
skenario yang kuat menjadi pondasi utama dari sebuah film Rom-Com. Humor yang dilontarkan pun ringan namun tepat sasaran.
Telah terlihat jelas di trailer-nya,
bahwa di film ini akan ada dialog dan lawakan dewasa dalam film ini, contohnya running joke yang membahas mengenai
‘pangkal paha’ pria. Itulah salah satu sebabnya Abdullah v Takeshi mendapat rating 17+. Beberapa guyonannya memang
nakal namun sukses menimbulkan tawa. Namun, Kemal tak terjebak dengan guyonan
vulgar yang nantinya akan menjadikan film ini menjadi film sampah. Kemal
mengekplorasi banyak isu seperti perbedaan budaya, dan celotehan khas anak
muda. Pembagian materi komedinya pun merata sehingga bukan hanya karakter yang
Kemal mainkan sendiri yang menonjol, namun juga setiap karakter punya
kesempatan menarik hati dan tawa penonton.

Sebagai kisah putra yang tertukar, sisi drama
harus seimbang dengan komedi. Abdullah v
Takeshi mampu melakukan hal tersebut dengan baik. Beberapa momen dibuat
menyentuh diperkuat dengan visual yang cantik dan musik latar yang manis.
Ditambah hiasan berupa suara indah Yura Yunita kala menyanyikan lagu Berawal Dari Tatap menambah keharuan
dalam film ini. Dengan komposisi tersebut, Abdullah
v Takeshi disajikan dengan plot yang
agak cepat (atau terburu-buru?) sehingga menyisahkan beberapa plot hole dibeberapa momen. Bila jeli
memperhatikan, ada beberapa scene dalam trailer yang hilang kala menonton
filmnya seperti adegan Takeshi menempelkan kepalanya di poster wanita Jepang,
bertemu cosplayer, dan adegan di club
syariah. Menurut informasi versi yang ditayangkan di bioskop adalah versi Director’s Cut. Mungkin banyak
pertimbangan (bahkan resiko) bila menampilkan adegan tersebut dalam filmnya.
Namun jangan khawatir, alur filmnya tetap enak diikuti dan adegan yang hilang
tersebut dapat ditutupi dengan baik.

Kemal Palevi yang bertindak sebagai sutradara
dan penulis skenario bisa saja egois dengan memberikan dirinya sendiri panggung
untuk show-off berlebihan, Namun
nyatanya tidak. Dengan bijaksana, Kemal membagi bahan guyonan serta momen-momen
penting kesetiap karakter sehingga setiap pemain mendapatkan porsinya
masing-masing secara pas. Bahkan untuk pemeran pendukung seperti karakter yang
diperankan oleh Abdur Arsyad serta Uus dapat mencuri perhatian. Performa Kemal
dan Dion Wiyoko patut diapresiasi. Kemal mampu bergaya khas orang Jepang dengan
segala referensi budaya serta kesukaannya dengan baik, begitupun dengan Dion
Wiyoko yang total memerankan Abdullah. Ada satu scene yang mengharuskan Dion
Wiyoko untuk adzan padahal dia adalah seorang non-muslim, dengan professional
dia lakukan dengan baik. Performa Dion Wiyoko menjadikan dia yang paling
bersinar dalam film ini.
Penampilan pendatang baru, Nasya Marcella yang
memerankan sosok Indah tak hanya mampu merebut perhatian Abdullah dan Takeshi
namun juga penonton. Tak hanya cantik, untuk sekelas artis pendatang baru
performa Nasya Marcella terlihat menjanjikan. Gadis manis ini semakin meramaikan
industri perfilman Indonesia dan ikut memanaskan bursa aktris pemeran utama
untuk mengisi film-film Indonesia kedepannya. Semoga karirnya bisa secemerlang
Chelsea islan mengingat wajah keduanya hampir mirip.

Perlu diakui memang tidak ada hal baru yang coba disuguhkan oleh
Abdullah v
Takeshi . Namun, sebagai film Rom-Com,
Abdullah v
Takeshi mampu memberikan sebuah
tontonan ringan yang menghibur ditambah
sisi drama yang cukup menyentuh. Walau dijudulnya Abdullah dan Takeshi seakan
diadu, mereka harus bekerja sama untuk mengalahkan (setidaknya bertahan) dari
superhero paling populer dari kota Gotham dan Metropolis dunia DC Comic dengan
filmnya Batman v Superman : Dawn of
Justice, film yang judulnya sekilas mirip (Entah ini strategi promosi atau
sebagai bahan lelucon). Perlu diingat karena banyaknya dialog berkonten dewasa,
harap bagi penonton khususnya orang tua untuk tidak membawa anak-anak untuk
menyaksikan film Abdullah v Takeshi.
Labels: FILM INDONESIA, Review